Sunday, September 22, 2013

Kepergok Melobi di Toilet, Ini Penjelasan Anggota Komisi Hukum

Fit and proper test calon hakim agung 2013 dihebohkan dengan insiden kepergok melobi di toilet.

Ia berdalih kertas itu adalah jadwal uji kepatutan calon hakim agung.



Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat melakukan uji kepatutan dan kelayakan calon Hakim Agung. Ada enam calon hakim agung yang dites hari ini, Rabu 18 September 2013.

Namun, rupanya di sela-sela uji kepatutan itu, ada seorang anggota Komisi III dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bahruddin Nashori yang melakukan pertemuan dengan calon Hakim Agung, Sudrajad Dimyati di toilet pria Komisi VIII DPR. Peristiwa ini membuat heboh karena kepergok  sejumlah wartawan.

Terlanjur menjadi berita besar, Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Swardika memutuskan melakukan konfrensi pers untuk meminta penjelasan mengenai masalah ini.

"Ada salah satu anggota kami yang bertemu dengan calon hakim agung. Seluruh anggota di sini, kami langsung rapat intern. Bagi anggota komisi III, ini masalah serius, karena ini marwah komisi III," kata Pasek.

Pasek mengatakan, untuk meminta penjelasan misteri lobi toilet ini, komisi III sepakat memanggil kembali Sudrajad yang sebelumnya telah pulang sekitar pukul 16.00 WIB. "Kami berkepentingan untuk memanggil beliau. Kami tidak tahu bagaimana ceritanya," ujar dia.

Bahrudin, kemudian menjelaskan, dia memang bertemu dengan Sudrajad Dimyati di dalam toilet. Tapi, pertemuan itu tak sengaja. Awalnya, kata Bahrudin, dia meminta jadwal uji kepatutan calon hakim agung kepada sekretariat Komisi III. Kemudian, jadwal yang hanya satu lembar itu, dia lipat dan ditaruh di kantong bajunya.

Kemudian, dia pergi ke toilet untuk buang air kecil. Tak sengaja, dia bertemu dengan Sudrajad. Bahrudin menegur Sudrajad dan menanyakan mengenai calon hakim agung perempuan yang karir dan non karir. Sambil menunjukkan kertas jadwal yang dia dapatkan tadi.

"Beliau sedang pipis, saya keluarkan ini (kertas jadwal), "Pak dua perempuan ini yang karir mana, non karir mana?" dia lalu menunjuk. "Sudah itu. Untungnya dia nggak sentuh, kalau disentuh, ada perpindahan barang," ujar dia.

Tak lama kemudian, ada wartawan yang menanyakan mengenai transaksi kertas tadi. Serta menanyakan mengenai kenal atau tidaknya dengan calon hakim agung tadi.

"Saya bilang tidak kenal beliau. Nomor teleponnya saja saya tidak punya," kata dia.

Bahrudin, juga membantah bahwa dia menugaskan stafnya untuk menghubungi wartawan yang memergokinya di toilet dan menawarkan upaya 'damai'.

"Saya tidak tahu sama sekali, saya tidak ada perintah apapun, saya orang muslim, demi Allah saya tidak terima apapun," kata dia.

Diduga melobi di toilet

Peristiwa ini bermula sesaat setelah Sudrajad Dimyati selesai menjawab sejumlah pertanyaan dari anggota Komisi III DPR dalam uji kelayakan dan kepatutan calon Hakim Agung. Sudrajad diminta memaparkan visi, misi dan gagasannya oleh anggota Komisi III. Uji kelayakan itu berlangsung sekitar 90 menit.

Setelah menjawab semua pertanyaan anggota Komisi III, Sudrajad lalu meladeni beberapa pewarta yang ingin mewawancarainya. Ia menjawab dengan lugas.

Dari situ, Hakim Tinggi Pontianak (Kamar Perdata) ini langsung masuk ke dalam toilet yang bersebelahan dengan ruang rapat Komisi I dan Komisi VIII. Tak lama berselang, Bahruddin Nashori menyusulnya.

Kondisi toilet sepi, dan itu dimanfaatkan Sudrajad untuk memberikan sesuatu berbahan kertas menyerupai amplop kepada Bahruddin. Tanpa banyak bicara, transaksi terjadi begitu cepat, hitungan detik. Bahruddin lalu keluar dari toilet lebih dulu, dan Sudrajad setelahnya. Peristiwa ini tak sengaja kepergok wartawan.

Source Of VIVAnews

No comments:

Post a Comment